Photobucket

Senin, 07 Maret 2011

CARA GHAIB MENGHINDARI ANCAMAN KEJAHATAN

Di tengah situasi ekonomi yang
semakin sulit, bahaya kejahatan
tentu semakin mengintai kita.
Ketika kita lengah sedikit saja,
maka bisa jadi kejahatan akan
mengancam harta, keluarga,
atau bahkan nyawa kita sendiri.
Memang, Allah SWT telah
mengingatkan kita selaku
hambaNya, bahwa dalam hidup
ini ada empat kejahatan yang
senantiasa selalu mengintai.
Seperti yang dikatakan Allah
dalam Surat Al Falaq, bahwa
kejahatan pertama adalah yang
ditimbulkan oleh apa saja yang
telah menjadi ciptaan Allah (ma
khalaq). Bahaya jenis ini
cenderung alami misalnya:
bencana alam, kecelakaan,
diserang binatang buas dll.
Bahaya (kejahatan) yang kedua
adalah yang timbul akibat
“ malam apabila semakin gelap
gulita”. Semakin malam semakin
berbahaya. Mengapa? Ya, karena
pada saat seperti itu akan keluar
binatang-binatang malam. Tetapi
bisa saja kalimat “malam apabila
semakin gelap gulita” (Ghasiqin
idza waqab) merupakan
ungkapan untuk menunjukkan
bahaya kehidupan sosial, politik
dan ekonomi yang semakin
tidak menentu, seperti situasi
sekarang ini.
Memang, ketika kehidupan
semakin kacau maka apapun
bisa saja terjadi. Apabila terjadi
kesenjangan ekonomi yang
tajam maka kriminalitas meraja
lela. Begitu juga apabila konflik-
konflik politik itu semakin
menjadi-jadi, maka pembunuhan
politik pun akan sangat mungkin
terjadi.
Bahaya (kejahatan) ketiga
adalah bahaya yang diakibatkan
berhembusnya provokasi,
agitasi yang cenderung
menghasut sehingga
menimbulkan fitnah dimana-
mana. Antara bahaya kedua
diatas dan bahaya ketiga ini
sering terjadi secara bersamaan.
Kemudian muncullah manusia-
manusia yang suka “meniup-
niup bisikan manis namun
sejatinya bermuara pada
kejahatan. ” Misalnya saja mereka
melemparkan gagasan yang
mampu merusak sendi-sendi
kemasyarakatan. Bila ini
berkelanjutan maka akan terjadi
masyarakat yang semakin kacau.
Bahaya (kejahatan) yang
keempat adalah bahaya yang
ditimbulkan oleh orang yang
dengki bila orang tersebut
mewujudkan kedengkiannya
(hasidin idza hasad). Kalau yang
dengki itu seorang penguasa,
maka akan terjadilah tirani ala
Fir ’aun menindas Nabi Musa. Dan
ini terjadi lagi pada masa Nabi
Muhammad dengan munculnya
sepak terjang Abu Jahal dan
konco-konconya.
Situasi sekarang ini hampir-
hampir mengarah seperti itu.
Para pejabat dan tokoh publik
banyak yang senang
memperkaya diri, semantara
rakyat kebanyakan semakin
hidup sengsara. Bila hal terus
terjadi tentu saja sangat
berbahaya. Seolah ini merupakan
permusuhan yang sudah
dilakukan terang-terangan.
Kedengkian di antara manusia
yang bertetangga, yang semula
masih terpendam di dalam dada,
kini sudah banyak yang
mewujud menjadi sebuah
konflik yang terbuka. Akibatnya
kerusuhan antar kampung
meledak di mana-mana. Ancam
mengancam seakan menjadi hal
yang wajar-wajar saja.
Menghadapi berbagai macam
bahaya (kejahatan) yang seperti
uraian diatas selain berusaha
menghindar, tentu saja juga
senantiasa mohon perlindungan
dari Allah SWT. Salah satu cara
yang bisa ditempuh adalah
dengan mengamalkan secara
istikomah kaidah Ilmu Hikmah
yang bersumber dari Al Qur ’an,
dan ini telah diwariskan secara
turun temurun oleh para ulama
Ahli Hikmah.
”Nah, salah satu kaidah
dimaksud adalah HIZIB SULTHON.
Ilmu ini sangat efektik untuk
mengindari ancanaman bahaya
kejahatan, terutama yang
bersumber dari manusia-
manusia yang berhati iblis, ”
ungkap Saipudin, Ahli Ilmu
Hikmah yang kerap
mengijazahkan ilmu-ilmu
andalannya untuk pembaca setia
majalah kesayangan ini. Berikut
rangkaian petunjuk dari kaidah
Ilmu Hikmah bernama HIZIB
SULTHON tersebut:
1. Pada malam Jumat dirikanlah
Sholat Hajat 2 rakaat di atas jam
satu malam.
2. Pada rakaat pertama dan
kedua setelah Al Fatihah bacalah
ayat ini: HASBUNALLAH WA
NI ’MAL WAKIL (sebanyak 150
kali).
3. Setelah salam lalu bacalah
HIZIB SULTHON di bawah ini,
dengan urutan lengkap sebagai
berikut:
- HASBUNALLAH WA NI’MAL
WAKIL (150 x )
- YUSHOBBU MIN FAUQI
RU ’UUSIHIMUL HAMIIMU .
YUSHARU bihi MAA FII
BUTHUUNIHIM WAL JULUUDU .
WALAHUM MAQOOMI ’U MIN
HADIIDIN. KULLAMAA AROODUU
AN YAKHRUJUU MINHAA MIN
GHOMMIN U ’IIDUU FIIHAA WA
DZUUQUU ADZAABAL HARIIQI.
FA ’AKHODZATHUM SHOO’IQOTUL
ADZAABIL HUUNI BIMAA KAANUU
YAKSIBUUN . KA ’ANNAHUM
YAUMA YARAUNA MAA
YUU ’ADUUNA LAM YALBATSUU
ILLAA SAA’ATAN MIN NAHAARI
BALAAGHUN FAHAL YUHLAKU
ILLAAL QOUMUL FAASIQUUNA .
ALAM Taro Kaifa FA ’ALA
ROBBUKA BI ASHAABIL Fiil ALAM
YAJ ’AL KAYDAHUM FI TADHLILIN
WA ARSALA alaihim THOIRON
ABAABILA TARMIIHIM
BIHIJAAROTIN MIN SIJJIILIN
FAJA ’ALAHUM KA’ASHFIN
MA’KUULI (3x).
Artinya:
- Cukuplah Allah
menjadi Penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baik Pelindung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar